Sunday, October 18, 2009

Bajak Laut

Mendengar kata bajak laut biasanya hal yang terbayang di benak kita adalah hal-hal yang menakutkan dan seram. Mungkin ada di antara anda yang justru bergairah membayangkan suasana penuh petualangan adan aksi. Gambaran-gambaran semacam itu memang sangat wajar karena aktifitas bajak laut sangat memicu adrenalin. Mereka memburu kapal-kapal dagang dan sipil lainnya, merampas muatan kapal dan, tidak jarang, menyandera awak kapal korbannya untuk menuntut tebusan bagi pembebasan para awak kapal tersebut.

Dalam menjalankan aksinya, tentau saja, mereka harus siap menerjang berbagai macam resiko. Kapal sasaran bisa saja memiliki awak kapal yang terlatih dan diperlengkapi secara memadai untuk mempertahankan kapal mereka. Belum lagi resiko terlacak dan dikejar-kejar oleh kapal militer. Jatuhnya korban jiwa di pihak sendiri bukanlah hal yang asing bagi kawanan bajak laut ini.

Dalam catatan sejarah, pandangan masyarakat terhadap posisi dan peranan bajak laut cenderung berubah-ubah. Bangsa-bangsa Skandinavia sangat bangga dengan petualangan bajak laut yang menjadi nenek moyang mereka di masa lalu. Kisah-kisah tentang bajak laut Viking yang legendaris menunjukkan bahwa bangsa-bangsa Skandinavia pernah sangat mengagungkan posisi bajak laut. Potensi bajak laut Viking ini bahkan pernah berkembang sampai menjadi pelopor perluasan wilayah kekuasaan mereka. Banyak daerah di Eropa, termasuk kepulauan Inggris, pernah mengalami serbuan dan penjajahan yang dilakukan oleh para petualang Viking ini.

Pada masa yang bersamaan, bahkan sedikit lebih awal dari masa kebangkitan para petualang Viking ini, di wilayah nusantara telah berkembang satu kerajaan yang memakai bajak laut sebagai salah satu alat penopang kemakmurannya. Kerajaan itu adalah Sriwijaya. Kapal-kapal yang lewat di sekitar Sriwijaya akan dicegat dan dipaksa untuk berlabuh di bandar-bandar yang dikuasai oleh Sriwijaya. Jika mereka menolak, maka kapal-kapal itu akan dibajak dan seringkali ditenggelamkan.

Masyarakat jaman kuno memang tidak membuat perbedaan antara bajak laut dengan angkatan laut. Bagi mereka, bajak laut dan angkatan laut itu sama saja karena berada di bawah kendali kerajaan.

Memasuki jaman modern, negara-negara yang memiliki kekuatan maritim mulai meninggalkan aktifitas perompakan. Angkatan laut semakin diarahkan untuk menjadi alat keamanan dan pertahanan negara. Aktifitas perompakan mulai dicap sebagai tindakan kriminal dan bajak laut mulai dikejar-kejar sebagai penjahat.

Hal ini tidak lantas menyurutkan keberadaan bajak laut. Profesi bajak laut terus saja mendapatkan tambahan awak baru dari kalangan masyarakat sipil dan juga desertir dari kalangan militer. Wilayah perairan yang ramai dlalui oleh kapal-kapal sipil selalu diwarnai oleh kehadiran bajak laut ini. Bahkan jika sedang terjadi peperangan, maka negara-negara yang berperang seringkali mengalihkan sebagian kekuatan maritimnya untuk menjadi bajak laut. Bajak laut cap angkatan laut ini bertugas untuk mengacaukan jalur transportasi laut dari negara-negara yang menjadi lawan mereka.

Di mata para pengusaha, aktifitas bajak laut ini jelas sangat meresahkan. Ongkos asuransi bagi kapal sipil yang akan melalui perairan tertentu naik berlipat ganda. Belum lagi jika kapal mereka akhirnya benar-benar menjadi korban bajak laut. Kejengkelan para pengusaha ini mendapat tanggapan dari pihak angkatan laut sedunia. Mereka kemudian memikirkan kemungkinan untuk mengadakan patroli bersama di perairan yang rawan terhadap kehadiran bajak laut. Demikianlah, para bajak laut ini harus menghadapi kenyataan bahwa ruang gerak mereka semakin lama semakin menyusut. Hal yang mungkin setimpal mengingat kerugian yang telah mereka timbulkan terhadap kalangan bisnis.

Namun di luar kerugian yang mereka timbulkan itu, para bajak laut ini ternyata menimbulkan satu dampak yang tak terduga. Dan dampak ini jika dibeberkan mungkin akan sangat mencoreng wajah angkatan laut di banyak negara.

Pencurian ikan adalah hal yang sering dilakukan oleh nelayan dari banyak negara. Angkatan laut seringkali mengalami kesukaran dalam menangani masalah pencurian ikan ini. Nah, keberadaan bajak laut ternyata berdampak mengurangi pencurian ikan di wilayah operasi kawanan bajak laut ini. Kesulitan-kesulitan yang kerap dijadikan alasan oleh pihak angkatan laut, dapat dengan mudah diatasi oleh bajak laut. Mereka mampu mengejar dan menangkap kapal-kapal nelayan asing yang berkeliaran di sekitar mereka.

Tentu saja, para bajak laut ini menangkap nelayan asing bukan untuk diproses verbal. Mereka mengincar harta rampasan dan uang tebusan untuk setiap aksinya. Akan tetapi, para pencuri ikan tetap saja dipaksa untuk berpikir 1000x sebelum beroperasi di wilayah yang dihuni oleh bajak laut.

Perairan Somalia adalah contoh perairan angker yang cenderung dihindari oleh para pencuri ikan. Mereka mencari perairan yang sepi dari kehadiran bajak laut. Indonesia adalah wilayah yang kaya potensi ikan laut dan relatif sepi dari keberadaan bajak laut. Para penjarah ikan inipun berbondong-bondong masuk ke Indonesia.

Prestasi angkatan laut kita dalam menggusur keberadaan bajak laut sangatlah membanggakan. Sedangkan prestasi lembaga yang sama dalam menggusur keberadaan penjarah ikan sangatlah menyedihkan. Nelayan-nelayan asing masih bebas berkeliaran, menjarah ikan dan bahkan merusak habitat ikan di Indonesia. Beragam peralatan yang berpotensi merusak habitat ikan bisa dengan bebas mereka gunakan. Mulai dari pukat harimau, bahan beracun sampai dengan bahan peledak. Nelayan lokal juga tidak mau ketinggalan. Banyak nelayan lokal yang ikut dalam pesta penjarahan ikan dan perusakan habitat ikan di Indonesia.

Kita cenderung lalai dalam menangani persoalan yang menurut kita baru akan menjadi masalah di masa depan nanti. Setelah masalah itu benar-benar menjadi realitas, barulah kita sibuk mengambil jurus-jurus penanganannya. Dan ketika jurus-jurus penanganan itu terbukti gagal, dengan mudah kita akan mengubahnya menjadi jurus-jurus silat lidah.

Mungkin kita perlu menyuburkan keberadaan bajak laut di Indonesia sehingga wilayah laut kita menjadi sama angkernya dengan Somalia di mata para penjarah ikan itu.

No comments:

Post a Comment