Friday, June 13, 2008

DEMOKRASI dan ANGKA

Demokrasi dan Angka
Demokrasi adalah sistem yang mendapat banyak pujian dan sangat dianjurkan oleh banyak orang pandai untuk diterapkan bagi setiap negara. Sistem ini mengandalkan hitung-hitungan suara untuk sampai pada suatu keputusan. Demokrasi ini sangat menarik karena dengan mengejar jumlah suara tertentu di dalam suatu acara pemungutan suara, maka kita bisa memenangkan suatu kepentingan yang kita perjuangkan. Dalam demokrasi, setiap warga negara dianggap memiliki hak untuk ikut menyuarakan sikap atas persoalan-persoalan dan keputusan-keputusan penting negaranya. Hak itu diwujudkan dalam suatu acara pemungutan suara. Setiap orang yang memiliki hak pilih dianggap tahu bagaimana menyuarakan aspirasinya lewat penyaluran hak pilihnya. Seorang warga negara bebas untuk memilih partai atau individu yang sedang bersaing di pentas pemilihan calon penguasa. Jika dia mendapati bahwa semua calon yang tampil tidak sesuai dengan sikap politik dan aspirasinya, maka dia juga bebas untuk tidak memilih siapapun. Demikianlah ajaran yang sering kita dengar dari para pemikir di bidang ilmu politik mengenai demokrasi. Sangat praktis, tinggal mengumpulkan rakyat, menyuruh mereka memberikan suara, lalu suara itu dihitung, maka kita sudah bisa mendapatkan keputusan. 
Apakah pemilih memang benar-benar memberikan suaranya berdasarkan sikap politik dan aspirasinya? Para ilmuwan politik tidak begitu peduli akan persoalan ini. Para politikus jelas lebih tidak peduli lagi, sebab bagi mereka jumlah suara lebih penting ketimbang alasan mengapa seseorang memilih mereka. Demokrasi melahirkan pemimpin-pemimpin yang duduk di kursi kekuasaan berdasarkan kemenangan dalam pemungutan suara. Setiap calon yang sedang bersaing untuk duduk di kursi kekuasaan mengerahkan segenap daya upaya untuk bisa mendapatkan angka yang terbesar dari jumlah rakyat yang memberikan suara. Angka yang muncul dari hasil pemungutan suara diharapkan bisa melahirkan pemenang dalam suatu pencalonan. Angka adalah barang ajaib di alam demokrasi. Angka adalah benda ajaib yang menjanjikan kemenangan. Dengan angka, maka demokrasi memiliki dasar untuk menetapkan siapa yang berhak menjadi pemenang. Angka dipilih karena sangat gampang untuk dijadikan bahan perbandingan. Membandingkan angka jelas jauh lebih mudah daripada membandingkan tampang, penampilan, kemampuan atau bahkan bau badan calon penguasa.Peranan angka dalam mengantarkan seorang calon pemimpin menuju ke kursi kekuasaan sangatlah besar.
Setelah para calon itu benar-benar menjadi penguasa, peranan angka pemilih hilang begitu saja. Ketika sedang dalam masa perjuangan untuk bisa menikmati kekuasaan, para calon merayu rakyat habis-habisan agar mau memberikan suara kepada mereka. Sumbangan dan acara hiburan membanjiri rakyat seperti banjir bandang. Janji-janji meluncur seperti rudal jelajah antar benua, dan meledak di benak rakyat sehingga mereka mau memberikan suara kepada para calon penguasa. Setelah berhasil menjadi pemenang, beramai-ramai para penguasa itu mengalirkan uang negara ke kantong pribadi lewat jalur resmi, setengah resmi, seperempat resmi, dan juga lewat jalur yang belum diresmikan. Keahlian mereka, baik yang duduk di lembaga eksekutif maupun legislatif, dalam mengatur aliran uang negara ke kantong pribadi sangat jauh melampaui keahlian seorang insinyur sipil dalam mengatur aliran irigasi sawah. Dalam waktu singkat semua uang segera dicairkan, dan jika masih kurang, masih banyak perusahaan negara yang siap untuk dicairkan. 
Para penguasa yang telah terpilih bebas bertindak tanpa perlu lagi memperhatikan angka pemilih yang pernah mereka perjuangkan itu. Ada angka baru yang lebih penting untuk diperhatikan dan juga dikejar, yakni angka uang. Pihak eksekutif biasanya berusaha agar aliran uang untuk mereka tidak tercium oleh pihak legislatif. Akan tetapi, kalaupun akhirnya tercium juga, karena hidung para legislator sangat peka untuk mencium bau uang, maka diaturlah kesepakatan di antara mereka tentang cara membagi uang. Setiap urusan yang berpotensi untuk menghasilkan banyak uang akan diatur supaya diurus oleh badan-badan bentukan yang pekerjaannya tidak terpantau oleh rakyat. Kasus korupsi yang melibatkan uang besar akan diurus oleh panitia-panitia kecil yang bekerja secara diam-diam dengan hasil kerja yang didiamkan juga. Untuk urusan yang hanya menghasilkan sedikit uang, akan diatur melalui sidang-sidang paripurna berkepanjangan yang akhirnya bisa menghasilkan pembayaran uang sidang yang cukup besar untuk dikantongi.
Dari uraian di atas, kita bisa melihat bahwa demokrasi memiliki daya pikat yang sangat besar karena demokrasi memiliki hubungan yang sangat kuat dengan dua macam angka. Yang pertama adalah angka jumlah pemilih yang merupakan penentu kemenangan seorang calon penguasa. Dan yang kedua adalah angka uang yang secara diam-diam ataupun terbuka sangat diminati oleh para kontestan di kancah kekuasaan. 
Demikianlah esai saya, kampretable, mengenai demokrasi dan angka dan saya berjanji untuk tidak membuat esai semacam ini lagi.

No comments:

Post a Comment